Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Namamu, di ayat suciNya

Gambar
Hari Ahad, tanggal 3 September 2017 Aku buru-buru. Bergegas mengejar KRL yang sebentar lagi berangkat. Tanpa sempat memperhatikan orang-orang, aku langsung saja naik ke KRL jurusan stasiun Manggarai dengan sigap. Melelahkan. Bagaimana tidak, tiga hari yang lalu aku berada di Semarang untuk menjenguk kampus lama dan dua hari kemudian aku berada di Temanggung untuk melakukan Ibadah Sholat Iedul Adha. Dan sekarang? Aku sudah berada di Jakarta. Melakukan perjalanan lintas provinsi, Bekasi - Tangerang Selatan, menggunakan KRL karena besok senin kegiatan kuliah di kampus baruku akan dimulai. Berdesak-desakan di KRL membuatku harus banyak-banyak bersabar. Aku tidak paham jika KRL selalu sibuk di jam-jam pagi di weekend, karena banyak masyarakat bodetabek yang akan menghabiskan weekendnya di Jakarta kota. Jadi, sepertinya aku akan datang terlambat menghadiri undangan yang diselenggarakan di MBM itu. Ya sudahlah, apa boleh buat. Pukul 08.30. Aku tiba di kosku sekitar pukul setengah s

Terlalu bersyukur

Apakah salah jika kita terlalu bersyukur terhadap apa yang kita punya saat ini? Seorang teman pernah berkata, “sesuatu yang berlebihan tidak disukai oleh Allah. Jika terlalu bersyukurnya kamu membuat kamu berlebihan dalam bersyukur, tentu itu salah. Apalagi dengan hal itu, kamu menjadi tak bisa merelakan dengan ikhlas”. Apakah salah jika rasa terlalu syukur yang kita miliki membuat kita lupa untuk menjaga, merawat, dan mempertahakan? Tentu ada benarnya, juga ada salahnya. Kita tidak bisa menafikkan bahwa manusia adalah tempatnya lupa, karena memang begitulah hakikatnya. Tetapi tak seharusnya kita mengabaikan dengan tidak menjaga, merawat, dan mempertahankan. Karena kita tau apa akibatnya? Karunia yang kau syukuri itu bisa jadi pergi dan menghilang, dan yang tersisa adalah gurat-gurat kekecewaan. Maka intinya adalah : Bersyukurlah tapi jangan berlebihan dan tetaplah jaga hal yang membuatmu bersyukur. Tetaplah bersabar   dan belajarlah ikhlas :)

HAI SENJA

Senja bolehkah aku bercerita? Terkadang menyesakkan Terkadang menyisakan lara Walau kutahu Itu bukan karenamu Bukan juga karenanya Senja bolehlah aku mengadu? Tentang rindu yang menjemu Akan canda tawa merdu Walau kutahu Semua itu semu Semu yang menipu Senja aku ingin memelukmu Dalam dekap tangis sendu Menyakitkan tak tertahankan Entah apa yang terjadi Aku tak tau, Mungkin saja Semu karenamu yang kurindu Bintaro, 24 April 2017