MENTORING
Temanggung, 26 Juni 2017 Masih bersambung dari cerita sebelumnya, yaitu ‘sebatas kenangan cinta tentang catatan kehidupan’. Sebuah cerita yang terlalu indah untuk diceritakan.. silakan membaca.. Setelah aku memutuskan untuk tinggal di sebuah kos islami, tepatnya di wisma tsabita, aku mulai menyesuaikan dengan semua jadwal yang ditetapkan. Aku berusaha beradaptasi dengan wisma ini. Aku memaksakan kemampuanku agar aku nyaman dengan lingkungan ini. Akupun beusaha agar selalu bisa menaati segala peraturan dengan sungguh-sungguh. Di antaranya adalah tidak pulang melebihi jam malam, kecuali dengan izin syar’i, selalu menepati jadwal piket dan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, berusaha ikut dalam majelis sore, dan lain-lain. Namun ada salah satu hal yang paling susah untukku beradaptasi disana, yaitu ‘tinggal sekamar berdua’.. Dari awal yang menjadi pertimbangan membingungkan adalah tinggal sekamar berdua. Karena memang, anggota wisma diwajibkan untuk tinggal sekamar be